THOUSANDS OF FREE BLOGGER TEMPLATES

Jumat, 03 September 2010

Menuju Produsen Rumput Laut Terbesar di Dunia

Menuju Produsen Rumput Laut Terbesar di Dunia


BUDIDAYA rumput laut merupakan salah satu jenis usaha yang dapat ditekuni dengan mudah dan mempunyai prospek bagus. Potensi lahan untuk pengembangan juga membentang di banyak wilayah pantai Indonesia.
Permintaan pasarnya untuk produk ini cukup besar, tidak saja untuk dikonsumsi dan dibuat produk makanan, tetapi juga sebagai bahan baku obat dan produk kosmetika.
Melihat potensi yang sungguh besar ini, Fadel Muhammad sejak diangkat sebagai Menteri Kelautan dan Perikanan berambisi menjadikan Indonesia sebagai produsen rumput laut terbesar di dunia dengan kapasitas produksi yang mencapai 10 juta ton per tahun.
"Kami sedang mendorong produksi rumput laut secara besar-besaran agar Indonesia menjadi produsen rumput laut terbesar di dunia," kata Fadel Muhammad
Ia mengemukakan target produksi sebesar 10 juta ton per tahun tersebut harus mulai terealisasi pada 2015.
"Namun kami yakin, dua tahun ke depan, realisasi target itu sudah mulai terlihat dengan banyaknya lahan budi daya rumput laut di Indonesia bagian timur, seperti NTT, NTB, Maluku, dan Maluku Utara," katan-a.
Tidak hanya pada sisi produksi, menurut Fadel, dalam kurun waktu dua tahun ke depan, akan banyak pabrik-pabrik pengolahan rumput laut.
"Sehingga nantinya yang diekspor bukan hanya rumput laut basah atau kering, tapi juga produk olahannya," katanya menambahkan.
KKP tengah menyiapkan setidaknya sekitar 60 cluster rumput laut. Sedangkan fokus utama untuk tahun ini sebanyak 12 cluster yang tersebar di Bagka Belitung, Sumenep Jawa Timur, Gorontalo, Pangkep Sulawesi Selatan, Dompu Nusa Tenggara Barat (NTB), Kabupeten Serang Banten, Kepulauan Riau, Minahasa Utara, Parigi Moutang, Sulawesi Tengah, Polewalimandar, Sulawesi Barat, dan Bau Bau Sulawesi Tenggara.
Selain itu, KKP juga akan membatasi ekspor rumput laut dalam bentuk gelondongan (dried seaweed) pada 2012 guna mendorong tumbuhnya industri pengolahan dalam negeri. Hingga kini di Indonesia sudah ada 23 perusahaan rumput laut, baik dalam bentuk produk utama maupun produk olahan
Menurut Dirjen Perikanan Budidaya, Made L Nurdjana, dalam rangka merealisasikan target produksi rumput laut, KKP akan menempuh dua langkah. Pertama, ekstensifikasi atau memperluas atau menambah unit usaha budi da*a. Kedua, intensifikasi atau peningkatan jumlah produksi melalui penambahan jumlah setiap unit usaha budi daya untuk pengembangan rumput laut. Potensi lahan di teluk maupun perairan pantai Indonesia masih sangatluas. Saat ini lahan untuk rumput laut di data seluas 4,5 juta hektare.
Hingga tahun 2008, sebanyak 15 persen rumput laut yang diekspor dalam bentuk olahan oleh mdonesia, sementara sisanya diekspor dalam bentuk gelondongan.
KKP meniapkan tiga opsi kebijakan tentang pengembangan pengolahan rumput laut. Pertama, eksportir rumput laut gelondongan harus terdaftar dan wajib memiliki pabrik pengolahan di dalam negeri. Kedua, pemerintah membatasiekspor rumput laut gelondongan. Ketiga, memberikan wewenang kepada koperasi untuk melakukan ekspor rumput laut.
Pada 2009 produksi rumput laut mencapai 2.574.000 ton, meningkat tajam dibandingkan pada 2005 yang hanya 910.636 ton.
Saat ini kontribusi rumput laut terhadap total produksi kelautan dan perikanan sebesar 8,9 persen. KKP menargetkan kontribusi rumput laut mencapai 27 persen pada 2015.
Untuk mencapai target tersebut KKP juga melalukan pe-nerapan inovasi dalam pengembangan budi daya rumput laut ini. Saat ini sedang diupayakan pengembangan inovasi pengembangan rumput laut di Indonesia dengan model budi daya modulan yakni percepatan hasil panen dengan masa waktu sekitar 30 hari sampai 45 hari. "Kuncinya tercapai target itu sebenarnya ada di daerah, yakni perlun\-a pengembangan suatu kawasan dari hulu ke hilir untuk pengembangan budi daya rumput laut agar tercapai efisiensi target. Dan sekarang ini sudah dilakukan," jelas Made.
Yang menjadi catatan besar pemerintah sebenarnya adalah perlu adanya pemanfatan atau nilai tambah dari produksi rumput laut ini, industri hilir dari produk ini belum bisa terbangun dengan dengan baik.
Meskipun prospek bisnis rumput laut menjanjikan, namun pengembangan industri ini masih terganjal oleh ketidakpercayaan perbankan, sehingga investor sulit memperoleh modal.
Wakil Menteri Perindustrian Alex SW Retraubun, dalam suatu kesempatan mengatakan, untuk mengembangkan industri turunan rumput lalut yang terintegrasi secara lengkap, setidaknya dibutuhkan investasi hingga Rp694 miliar dengan kemampuan produksi sekitar 30.000 ton per tahun dan 111.000 tenaga kerja baru.
"Jika terdapat industri hilir, ekspor bahan baku mentah rumput laut bisa berkurang secara signifikan. Saat ini, dari total produksi per tahun 2,5 juta ton, sekitar 85 persen diekspor. Kita akan pangkas ekspor bahan baku menjadi hanya 25 persen," katanya.
Menurutn\-a, industri pengolahan rumput laut merupakan salah satu sektor strategis yang belum tergarap secara optimal layaknya pengolahan minyak kelapa sawit [crude palrn oil/CPO), kakao, dan tembakau. Jika dikembangkan secara serius, Alex menilai industri pengolahan rumput laut bisa bersaing sejajar dengan komoditas lain.*
 
 
Sumber : Jurnal Nasional 07 Agustus 2010,hal.9

BUDIDAYA RUMPUT LAUT (Gracilaria sp) DI TAMBAK

PDF Print E-mail
Rumput laut merupakan salah satu komoditas potensial yang mempunyai nilai ekonomis tinggi. Jenis rumput laut yang bernilai ekonomis dan sudah diperdagangkan sejak dahulu baik untuk dikonsumsi dalam negeri maupun ekspor yaitu Euchema sp, Gracillaria sp, Gelidium sp, Hypnea sp dan Sargassum sp. Jenis-jenis tersebut berguna karena ekstaks hidrokolid yang dikandungnya banyak digunakan industri makanan, minuman, kosmetik, cat, tekstil dan industri lainnya. Budidaya rumput laut tergolong usaha yang rendah modal, rendah teknologi dan proses produksi relatif singkat serta pangsa pasar masih terbuka . Sampai saat ini sebagian besar hasil rumput laut di Indonesia masih di ekspor dalam bentuk rumput laut kering, dilain pihak, Indonesia masih mengimpor hasil olahan rumput laut untuk keperluan industri.

Mengingat potensi pasar yang sangat besar dan potensi lahan tambak yang besar pula, maka pengembangan budidaya rumput laut di tambak mempunyai prospek yang sangat baik. Pengembangan budidaya rumput laut di tambak, disamping dapat meningkatkan produktivitas dan pendapatan pembudidayaan tambak, diharapkan juga dapat memperbaiki kualitas lingkungan tambak yang akhir-akhir ini cendrung menurun. Faktor penting yang sangat menentukan keberhasilan usaha budidaya rumput laut antara lain pemilihan lokasi, penggunaan bibit, metode budidaya serta penanganan selama pemeliharaan .
Pada budidaya rumput laut, ekologi perairan dan konstruksi tambak merupakan factor yang sangat mempengaruhi terhadap pertumbuhan rumput laut.
Beberapa syarat tambak untuk pembudidayaan rumput laut Gracillaria sp,adalah;
> Lokasi harus terlindung dari terpaan angin dan gelombang angin yang besar untuk menghindari kerusakan fisik rumput iaut.
> Dasar perairan yang baik bagi pertumbuhan rumput laut adalah potongan karang mati dicampurdengan pasir karang.
> Kedalaman berkisar antara 30 - 50 cm pada surut terendah, agar tidak mengaiami kekeringan karena sinar karena terkena sinar matahari secara langsung.
> Salinitas perairan berkisar antara 28 - 34 ppt dengan nilai optimum 32 ppt
> Suhu perairan berkisar antara 27-30 derajat Celcius.
> Kecerahan dengan angka tranparansi berkisar antara 1,5m.
> Kisaran pH antara 6-9. Nilai optimal diharapkan pada kisaran 7,5-8,0.
> Kecepatan arus yang dianggap baik berkisar 20-40cm/detik
> Mudah dijangkau dengan sarana dan prasarana tranportasi.

TEKNIK BUDIDAYA
Persiapan Tambak
> Luas petakan berkisar 1 ha dan berbentuk persegi panjang
> Pematang utama harus kuat berguna untuk menahan air serta melindungi unit tambak dari bahaya banjir, erosi dan airpasang
> Pintu air berfungsi dalam menentukan keberhasilan pengaturan
air yang biasanya terdiri dari pintu air utama dan pintu air petakan.
> Saluran air berfungsi untuk memasukkan air setiap saat secara mudah, baik untuk mengalirkan air dari laut maupun air tawar dari sungai/irigasi.
> Pengelolaan air tambak diutamakan dengan menggunakan sistim gravitasi atau pasang surut air laut. Dengan persyaratan sbb:
- Suhu air : 20-28 oC
- Salinitas optimum : 15-37permil
- pH : 6,8-8,2
- Oksigen terlarut : 3 - 8 ppm
- Kejernihan : air tidak tertalu keruh dan
memungkinkan untukmenerima sinar matahari
- Polusi : Jauh dari limbah industri dan
limbah air dan tanah
Penyediaan dan pemilihan Bibit
Pemilihan bibit dalam budidaya rumput laut merupakan hal yang sangat penting. Hal hal yang perlu diperhatikan sebagai berikut:
Bibit yang berupa stek dipilih dari tanaman yang segar, dapat diambil dari alam, tanaman budidaya, atau hasil kultur jaringan. Untuk perbanyakan bibit dapat dilakukan melalui pemotongan(Vegetatif)setelah bibitberumur2-4minggu.
Bibit unggul mempunyai cirri-ciri bercabang banyak, berujung runcing dan rimbun, Berwarna cerah yaitu coklat cerah dan hijaucerah.
Bibit diupayakan seragam sekitar 100 - 200 gram per ikatan/ rumpun
Pengangkutan bibit harus dilakukan dengan hati-hati dan cermat, dimana bibit harus tetap dalam keadaan basah.
Penanaman Bibit.
Penanaman bibit rumput laut dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu metode sebar (broadcast) dan metode long line

a. Metode Sebar
Penebaran bibit dengan menggunakan metode sebar memiliki keuntungan yaitu biaya penanaman dan pengelolaannya lebih murah. Waktu penebaran terbaik ditakukan pada pagi dan sore hari. Untuk menghindari kekeringan, rumput taut yang akan dibudidayakan diadaptasikan dengan menyiramkan air dari petakan tambak secara perlahan-lahan.


b. Metode Long line
Penanaman bibit rumput laut dngan metode long line dilakukan dengan cara mengikat rumput laut pada tali ris dengan jarak 25 - 30 cm. Panjang tali ris diusahakan sesuai dengan panjang tambak agar efisiensi penggunaan lahan tambak lebih tinggL Ikatkan kedua ujung tali ris pada patok yang sudah disiapkan. Untuk mengapungkan rumput laut ikatan pelampung dengan styroform, botol polyetilin, aqua 500 ml. Ikatan pelampung-pelampung tersebut dengan dengan tali penghubung ke tali ris sepanjang 1 0 - 1 5 cm agar rumput laut tidak mengapung dipermukaan dan tanaman diupayakan tetap berada pada kedalaman 10 -15 cm di bawahpermukaanair.

Pemeliharaan
Selama dalam pemeliharaan, hal-hal yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut:
Pembersihan tanaman dari lumpur , tanaman penggangu dan competitor yang melekat pada tanaman.
Penggatian tanaman yang rusak atau hilang dengan yang baru.
Perbaikan bangunan budidaya, seperti halnya tali atau jaring yang putus, tiang-tiang pancang yang tercabut dan bambo atau kayu yang patah.
Melakukan pemupukan dengan Urea dan TSP dengan dosis 20 kg/ha saat tanaman berusia satu bulan.
Hama dan Penyakit
Penyebab kegagalan budidaya rumput laut adalah masalah hama dan penyakit yang sering timbul pada rumput laut yang dikenal dengan nama "ice-ice" yang menyebabkan thalus (batang) rumput laut terdapat bercak putih yang menghambat pertumbuhan rumput laut, bahkan dapat menyebabkan kematian Sedangkan hama 'predator seperti bulu babi duri pendek, ikan pengganggu yang memakan rumput laut. Cara untuk menghindari dengan penjaggaan saluran masuk pintu airdengan saringan, .


Pemanenan dan Pasca Panen
Pemanenan rumput laut dilakukan dengan meninggalkan sebagian rumput laut agar tumbuh kembali. Biasanya bagian pangkalnya dan ujung thalus dipisahkan untuk dijadikan bibit kembali.
Untuk panen rumput laut yang dibudidayakan dengan metode sebar pemanenan dilakukan dengan cara mengangkat tanaman ke darat. Sedangkan yang ditanam dengan metode long line, rumput laut diangkat/dilepas dari tali ris dan diangkat ke darat. Rumput laut lalu disortir dengan memisahkan thalus yang tua dengan yang muda. Thalus yang muda dikembalikan ke tambak untukditanam kembali
Setelah dipanen, rumput laut lalu dicuci untuk menghilangkan kotoran dan disortir untuk memisahkan rumput laut tidak diinginkan. Begitu pula kotoran lainnya seperti batu karang, lumpur atau benda asing lainnya.
Penjemuran diiakukan dengan cara meletakkan rumput di atas para-para atau waring selama 2-3 hari. Rumput laut dikatakan sudah kering apabila telah kelihatan mersik/kaku, dan butiran-butiran garam sudah menempel di permukaan rumput laut. Penyusutan rumput laut dari basah ke kering setelah penjemuran adalah 10:1, artinya 1 ton panen basah akan menjadi 1 kwintal rumput laut kering.
di kutip dari situs  : ditjen perikanan-budidaya.dpk.go.id

Jumat, 20 Agustus 2010

kami juga menjual rumput laut jenis cattoni ,untuk persediaan sekarang ada 5 ton

produksi rumput laut

Produksi rumput laut Indonesia ditargetkan meningkat hingga mencapai 10 juta ton pada tahun 2014 dengan mengembangkan inovasi teknologi pengembangan rumput laut
Peneliti Balai Riset Perikanan dan Budi Daya Balai Air Payau (BRPBBAP), Petrus Rani Pong di Mamuju, Rabu, mengatakan, pemerintah optimis akan mampu mencapai target sekitar 10 juta ton produksi rumput laut pada tahun 2014.
Ia mengatakan, pemerintah optimis dengan target peningkatan produksi rumput laut dari sekitar 2,6 juta ton pada tahun 2010 ini menjadi sekitar 10 juta ton ditahun 2014 karena diterapkan inovasi teknologi pengembangan budi daya rumput laut.
Menurut dia, saat ini sedang diupayakan pengembangan inovasi pengembangan rumput laut di Indonesia dengan model budi daya modulan yakni percepatan hasil panen dengan masa waktu sekitar 30 hari sampai 45 hari.
Pemerintah juga telah melengkapi fasilitas pengembangan usaha rumput laut dengan membantu para kelompok tani yang jumlahnya ribuan di Indonesia.
Ia mengatakan, target tersebut juga akan dicapai dengan perluasan areal usaha rumput laut di Indonesia yang luasnya sekitar 2,1 juta hektare menjadi sekitar 2,6 juta hektare di tahun 2010.
Menurut dia, peningkatan usaha rumput laut di Indonesia yang dilakukan pemerintah karena tingginya permintaan ekspor dari luar negeri seperti Korea, China dan Jepang.
"Usaha rumput laut sangat menjanjikan untuk dikembangkan pemerintah karena berpeluang meningkatkan pendapatan masyarakat dalam meningkatkan kesejahteraannya karena permintaan rumput laut di luar negeri sangat tinggi," katanya.
Menurut dia, spesies rumput laut di Indonesia yang paling disukai di luar negeri dari tujuh spesies rumput laut yang dominan dikembangkan petani rumput laut di Indonesia, adalah spesies Kappaphycus.
"Spesies rumput laut tersebut berpeluang dan berkualitas ekspor, sangat dibutuhkan luar negeri sehingga sangat cocok dikembangkan petani rumput laut di Indonesia. Selain itu juga sesuai dengan kondisi alam di negera kita," katanya